Say thank you :)

Hello! Myspace Comments

Kamis, 29 November 2012

My daily with Nuel :D

Setelah fix menjalani hubungan masalah utama masih tetap 'jarak'. Kadang capek deh mesti pilah-pilah waktu. Misalkan untuk nunggu pulang kerja aja pulang jam 6 sore, di Indonesia sudah jam 11 malem. Mending kalau bisa langsung BBM.  kalau dia masih otw saya mesti nunggu lagi. Belom tetek bengeknya misalnya dia mesti mandi dulu, makan dulu, ganti pakaian dulu. Arghhh.. waktu membuat saya frustasi :D. 


Dia. Orang ini membuat hidup saya tenang akhir-akhir ini. Seolah-olah saya tidak butuh apa-apa lagi. Melengkapi saya, mengisi saya. Tapi dia juga yang membuat fokus saya lurus, nggak bisa kemana-mana. Lurus ke dia, maksudnya. Hehehe.


Tak mau bermimpi terlalu jauh, tapi hati kayanya udah kejauhan nih bermimpinya. Seandainya hubungan ini engga berhasil seperti yang kemarin. Setidaknya saya pernah bermimpi bersama dia, berbagi cerita negara kami masing-masing. Menyamakan misi dan keinginan kami walaupun ternyata tidak sejalan. Hidup bukannya memang harus selalu mencoba, ketika hidupmu berjalan tidak berhasil dan kau jatuh. Kamu masih bisa bangkit berdiri dan mengulang lagi untuk mengejar mimpi. Selalu begitu dan memang begitu. Tak pernah seperti yang lainnya.

Jadi kutuliskan dirimu dalam hidupku. Kutuliskan untuk sekedar mengingatkan ketika aku bersamamu tanpa pernah berhadapan denganmu. Berbagi cerita, sesekali bertengkar ringan. Mendengarkan keluh kesahmu dengan hari-harimu disana dan begitupun aku sebaliknya
 Mari menjalani :D 

Selasa, 27 November 2012

Beda Negara

Engga pernah ya dalam pikiran saya kalau mesti pacaran jarak jauh, apalagi jauhnya sampai beda negara. Pasti semuanya serba ribet, serba bingungin, hal-hal kecil seperti masalah komunikasi misalnya bisa berujung 'fight' yang cukup fatal. Intensitas pertemuan juga minim banget, hampir-hampir mendekati nol untuk masalah ini. Lalu apa yang menarik dari hal ini. Situasi tak menentu, jarak yang bikin harus tabah banget. Posesifnya kita, kekhawatiran kita dengan siapa dia bergaul, itu juga salah satu bentuk nyata hati bisa nelangsa jika tetap menjalani hubungan ini. Tapi kenapa masih dan terus masih saja pasangan memulai hubungan jarak jauh seperti ini. Kalau hanya karena 'cinta', semuanya dijadikan pengertian yang wajar menurut saya pribadi agak mengenaskan. Kadang butuh logika dalam sebuah pengertian. Pengertian untuk logika yang terkadang tidak berpengertian :). Kalaupun saya menjalani hubungan seperti ini dengan sifat saya yang rentan dicabik-cabik hatinya, yang sedikit-sedikit kalau galau langsung nangis seharian (that's normal :D, semua perempuan juga sering begitu kok, jadi bukan hanya saya saja), itu karena saya sedang menghargai apa yang Tuhan kasih saya saat ini. Tuhan lepaskan saya dari orang masalalu saya dan kemudian Tuhan memberikan dia yang entah berantah berada dimana itu dirinya berada dipertemukan oleh saya. Apa yang mesti yang ucapkan selain rasa syukur tentunya. 

Banyak teman-teman mulai mengkhawatirkan hubungan saya yang janggal ini. Saya tahu reaksi mereka sangatlah wajar. Itu sangatlah normal, naluri persahabatan kalau saya bilang itu. Salah satu bentuk perhatian mereka untuk saya, apalagi untuk urusan yang satu ini mereka 'concern' banget. Argumen saya seperti ini, 'Dia mau datang ke Indonesia dengan alasan bentuk kewajiban dia sebagai pacar saya sekarang'. Reaksi mereka tetap dengan pesimitis ada ungkapan "kalau diculik gimana?" atau lain hal dengan yang lainnnya, " Kalau dia ke Indonesia, stay dimana? Hotel? sama siapa, kamu? berduaan aja di hotel, gitu? Ntar kalau kenapa-kenapa dia balik ke negara gimana?". Berhasil bikin saya 'speechless' dalam jangka waktu yang lama. Sampai detik ini saya menulis cerita saya, saya belum menemukan kata-kata yang pas untuk sanggahan saya atas pertanyaan teman saya tersebut. 

Dan yang bikin hati saya lebih serba salah lagi, jika dia engga mau ke Indonesia, ungkapannya akan seperti ini, " Dia cuma main-main sama kamu, lu sih main percaya aja". Lalu bagaimana positifnya?

Dan jujur saya belum tahap mencintai dia sebagaimana prasangka orang-orang sekitar. 'Just for fun' aja, jika bukan jodoh saya maka lepaskan dia. Jika dia ternyata jodoh saya bagaimana mungkin saya melepaskannya. Haruskah saya menyerah kali ini untuk kesekian kali. Seperti yang sudah-sudah saya alami sebelumnya. Saya lelah menyerah kali ini. Saya takut jika saya lepaskan kali ini hati saya akan membeku selamanya. Bilang saya berlebihan, bilang saya terlalu memandang sesuatu terlalu serius. Tapi ini menyakitkan ketika kita berhasil mencoba melupakan seseorang dengan datangnya seseorang yang baru. Kita dihadapkan dengan polemik seperti ini. Biarkan saya menjalani hidup saya sesuai apa yang menjadi keinginan saya. Tak apalah dia jauh disana asalkan hati pernah mencoba melupakan seseorang disini yang menyakitkan hati. Tak apa jika saya harus selalu menyamakan waktu dinegaranya dengan waktu keberadaannya disini. Dengan rentan waktu 5 jam maju diatas saya otomatis pola tidur saya menjadi sistematis. Tapi berhubung saya terkadang sering 'susah tidur' alias rajin bergadang. Hal ini sedikit bisa diatasi. Asal saya jangan sedih-sedih lagi, jangan galau tiap malam. Saya rela begini.  


Selamat mencoba menjalaninya Tiraida Dumasi with Onah Emmanuel Swaggs :)




Jumat, 09 November 2012

What makes the difference

Seringkali orang menyangka bahwa semakin kita bisa menuntut ilmu ditempat yang lebih bagus dan terkenal, akan semakin terlihat pintar. Ada juga yang menyangka bahwa ketika seseorang pergi menuntut ilmu diluar negeri, semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan jabatan kerja yang lebih tinggi. Apakah semua "teori" itu benar? Apa yang sebenarnya membuat semuanya berbeda?


Ada beberapa hal lain yang harus kita ingat sebagai manusia dibandingkan dengan gengsi. Saya pun tidak menyangkal bahwa saya juga memiliki rasa gengsi, yang tentu dipunyai oleh semua orang. Tapi bagaimana kita mengendalikannya? Itu hanya kita yang tahu. Sering sekali saya mendapatkan pertanyaan apa bedanya kuliah di dalam negeri dan di luar negeri? Yang jelas terlihat tentu suasananya. Lalu? Culture. Selain itu semua, tidak ada yang terlalu berbeda. Namun yang saya ingin jelaskan adalah bagaimana kesuksesan seseorang terbentuk berdasarkan basic elements of life.









Kita semua bisa menjadi orang sukses kapanpun dan dimanapun, selama kita ada niat dan usaha untuk mewujudkan keinginan tersebut. Dan menurut saya, kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh dimana kita menuntu ilmu kita, tetapi bagaimana kita menerapkan pengetahuan tambahan yang kita peroleh saat kita masih di bangku sekolah/kuliah untuk menemukan jalan yang "cerah" untuk masa depan kita.

Jangan pernah gampang menyerah dan putus asa dalam melakukan sesuatu. Itu adalah salah satu hal dasar agar kita bisa menjadi orang yang membanggakan. Satu kali kegagalan bukanlah sebuah keguguran, namun melainkan sebuah kesempatan agar kita tidak melakukan kesalahan yang telah kita perbuat demi masa depan. Pemikiran tidak mudah menyerah dan putus asa juga di dukung oleh sifat optimistik tentunya. Ketika kita menjadi orang yang pesimis, akan lebih susah untuk kita melakukan sesuatu karena kita sudah "takut" sebelum mencoba. Saya beberapa kali pernah menjadi orang yang pesimis, namun apa yang saya dapat? Saya tidak maju-maju. Begitu saya menemukan jalan dan seketika saya mendapatkan energi positif yang sebenarnya saya kontrol di dalam pikiran saya, apa yang saya harus lakukan bisa terlaksana. Sekali ada pikiran untuk menyerah? Coba anda pikirkan lagi waktu yang sudah terbuang percuma begitu anda menyerah. Apakah anda akan membuangnya begitu saja? Atau anda akan melakukan sesuatu untuk bisa terus berjalan?




Luck. Keberuntungan adalah sebenarnya faktor yang percaya-tidak-percaya. Namun, keberuntungan cukup menempati posisi penting dalam mengerjakan sesuatu. Tapi faktor tersebut jangan dijadikan acuan, sehingga anda berfikir anda selalu menjadi orang yang tidak beruntung. Teruslah berusaha mencari sampai suatu saat nanti anda bisa meraih mimpi tersebut dan didukung oleh faktor keberuntungan. Yang harus diingat adalah segala sesuatu tidak akan dengan mudahnya terjadi ketika kita tidak bisa memahami dan mengerti proses yang harus dilakukan dan tepatnya didukung oleh niat serta usaha yang kuat.

Hal terakhir yang saya kira perlu diingat oleh semua orang adalah, jangan terpaku dengan dimana anda menuntut ilmu. Semua tempat itu sama, yang membuatnya menjadi beda adalah karena apa yang kita terapkan di dalam diri kita dan bagaimana kita menerapkannya. Jadi, jangan mudah terpengaruh dengan sifat-sifat pesimistik. Karena, saya yakin semua orang bisa menjadi sukses ketika mereka ingin dan mau menjadi orang sukses. Segala cara akan dilakukan untuk bisa mewujudkan impiannya. Namun yang perlu diingat adalah, ketika anda sudah mencapai titik kesuksesan tersebut, bersyukurlah. Karena sewaktu-waktu, segala sesuatu yang anda punya bisa dihancurkan dalam sedetik. Jangan terbutakan oleh dengan apa yang anda punya. Dan yang terpenting, anda harus mengenali diri anda agar tau seberapa berharganya diri anda untuk membantu sesama.

Semangat bekerja, semangat belajar. Kita tidak akan pernah tahu apa yang bisa kita dapat di kemudian hari, tetapi teruslah berusaha dan berniatlah untuk mengejar sesuatu yang berguna. Semua orang mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Tidak akan mungkin semua orang setuju dengan yang kita pikirkan. Tetaplah berpikir positif. Keep on trying. I know you can.

Remember, what makes the difference is yourself (: