Say thank you :)

Hello! Myspace Comments

Senin, 10 Oktober 2011

Terkadang benci 'Hujan'

Aku tahu kenapa bisa begini?. Tiba-tiba membenci hujan, hujan mengingatkan diriku pada masa lalu. Masa lalu yang kuharapkan sepertidalam dongeng cerita klasik yang membahagiakan dan ternyata tidak pernah terjadi dalam kehidupanku. Kulalui hariku dengan biasa saja sampai saat ini. Aku hanya seorang wanita biasa dengan kehidupan yang terlampau biasa pula. Banyak yang kubayangkan, banyak pula yang telah kuhilangkan. Jati diriku, semangatku, ketegaranku, dan semua yang melekat dalam tubuh.

Suatu ketika kau ingin berhenti melihat dunia ini lalu kemudian kau berpikir kembali kenapa aku bisa berpikir seperti ini?

Masa lalu tidak lebih dari cerita patah hati kebanyakan orang lainnya. Tapi hati ini terlalu konvensional untuk terlalu tegar. Akunya yang terlalu sensitif, akunya yang terlampau berpikir kalau ini yang terakhir. Orang inilah yang bakal menjadi bagian diriku kelak. Kenyataan berbicara lain. Faktanya dia meninggalkanku dengan penjelasan yang sungguh terlambat bagiku. Wanita ini mungkin terbaik untuknya. Aku pun kadang menyadari bahwa aku terlalu rumit untuk dimengerti.
rasanya kebersamaan yang kulalui dulu terlalu palsu, terlalu klasik, terlalu dangkal untuk dimuat untuk selamanya dalam ikatan yang lebih kuat.
Aku bukan wanita super woman. Tetap tersenyum saat badai menghantam kehidupanku. Dalam setiap doa aku selalu menangis, menangisi setiap keping kenangan bodoh itu. Kenapa aku bisa selugu itu?
Hujan ini mengingatkan aku padanya. Pada semua cerita klasikku bersamanya. Masa-masa dimana aku mencoba mengerti dirinya. Rangkaian penyemangat hidup tetap membuat terjaga dalam tangisan. Tak tahu lagi seberapa lama aku menangisi moment-moment itu.

" Esok masih akan tetap menjadi esok, hari ini akan tetap menjadi hari ini dan masa lalu akan tetap menjadi masa lalu". Mungkin segelintir orang sepertiku akan menyesali masa-lalu yang kelewat menyesakan hati. Andai saja hati ini benar-benar ikhlas mungki saja aku bisa tersenyum tulus pada wanita tersebut.
Aku selalu percaya bahwa wanita sepantasnya dicintai terlebih dahulu oleh sang pria. Bukan sebaliknya. Bukankah tuhan menciptakan pria terlebih dahulu kemudian sang wanita?

Aku wanita klasik dengan pemikiran yang konvesional pula. Dua kali kegagalan dalam mengerti pria cukup membuat trauma. Trauma yang menyisakan tangis yang mendalam. Lukanya masih membekas tak mau hilang dalam hatiku. Mencoba menapaki mimpi-mimpi indahku sekali lagi. Mencoba bijaksana dalam setiap keheninganku yang kelam.

Manusia yang melukaiku takkan mengerti lukaku. Manusia yang menyakitiku takkan paham rasa sakitku. Syukurku takkan habisnya untuk mereka yang menjadikan kuat kelak nanti.

Dan disamping sekarang ada pria ketiga yang kuharap kelak menjadikanku wanita terhebat dengan lelaki yang mengenggam tanganku yang diriku terlampau jatuh.

Terimakasih Mr. ST :)


Tidak ada komentar: