Say thank you :)

Hello! Myspace Comments

Rabu, 24 Maret 2010

Polarid Nasibmu Kini ?

Apakabar kamera Polaroid?

Jaman sekarang melihat kamera ini seperti menemukan fosil saja. Ditengah hiruk pikuk serbuan kamera saku digital dan juga hape berkamera, kamera Polaroid seperti habis sudah dimakan jaman. Tidak laku dan tidak ada lagi yg mau memakai kamera ini, selain tidak ada yg menjual disini.
Namun, sesungguhnya selama 10 tahun terakhir,  Polaroid masih dipakai dibeberapa wilayah dikota besar. Dan tempatnya beredar  hanya ada diarea wisata yg ramai pengunjung. Katakan saja jika ke Ancol atau ke kebun binatang Ragunan, para fotografer keliling dengan pintar merayu pengunjung agar mau berfoto memakai Polaroid. Pengunjung yg datang tanpa kamera, bisa mendapatkan jasa fotografer keliling ini untuk berfoto bersama. Saat indah akan terekam bersama Polaroid, sebuah kenangan manis bak suvenir yg indah diingat kelak.

Polaroid ditemukan oleh Edwin Land dengan nomor paten 2435720. Dia adalah pria amerika yg melahirkan satu alat fotografi jenis baru yg disebut sebagai kamera foto instan langsung jadi. Cikal bakal kamera pertama Polaroid beredar dipasaran sekitar November 1948 dan mendapatkan sambutan antusias. Tahun 1960, dengan menggandeng Henry Dreyfuss ia kemudian melahirkan jenis kamera bernama Automatic 100 Land Camera, lalu kemudian muncul Polaroid Swinger camera tahun 1965.
Selama masa jayanya Polaroid mengeluarkan beberapa tipe dan jenis kamera dipasaran. Dan tanpa diketahui banyak publik di Indonesia, Polaroid sebetulnya juga mengeluarkan tipe ‘movie camera’ yang juga mempunyai prinsip sbg kamera instan. Nama produknya adalah: Polavision. Satu unit alat ini termasuk kamera, film nya, dan tentu saja alat untuk melihat (movie viewer). Sayang, polavision tidak berjaya dipasaran karena dia hanya mampu memakai ASA 40 yang artinya saat pengambilan gambar harus membutuhkan cahaya super terang.
 
******


Februari kemarin ketika Polaroid mengatakan kepada CNN Money bahwa mereka 'naga-naganya' mau menutup usahanya memproduksi film dan kamera instant ini, saya langsung merasa bersedih. Pada akhirnya memang pasar lebih berpihak kepada teknologi baru yg lebih cepat dan semakin instant yakni kamera digital, sekalipun bukan berarti kamera digital artinya “cetak cepat” spt halnya Polaroid. Mengingat beberapa keberhasilan penugasan saya justru karena kamera Polaroid yg membantu mencairkan jarak antara saya dan narasumber, rasanya secara historis saya pribadi  juga punya 'cerita  berwarna' dengan kamera jenis ini. Dan sekarang ketika dikatakan kamera ini akan dihapus dari pasaran, kita akan kehilangan salah satu landmark penting dalam sejarah 100 tahun lebih fotografi. Dan bukan saya saja, para “tukang foto keliling” di Ragunan dan Ancol pasti akan kehilangan pekerjaan jika memang Polaroid tidak akan meneruskannya atau mereka tidak menemukan partnership yang masih mau memproduksi film dan kamera jenis ini lagi dikemudian hari. ****

2 komentar:

nietha mengatakan...

aku nggak pernah punya kamera poldaroid,d an seingatku aku cuma beberapa kali difoto pake kamera ini. sayang ya kalo sampe perusahannya ditutup

Darin mengatakan...

bener juga, wah saya malah baru tau berita ini.
trus gimana tuh, apa harus ganti semua pake kamera digital?